Sore itu, cuaca tidak sedang secerah
hatiku. Gumpalan awan gelap beriringan menggantung di atas langit yang sedang
kulihat.
“ah, semoga saja tidak hujan.” gumamku
dalam hati.
Sekumpulan pikiran negatif mulai
mengisi setengah dari isi kepalaku. Setengahnya lagi terisi perasaan yang tidak
bisa kudeskripsikan dengan benar.
Mereka pernah bilang sesuatu yang direncanakan belum
tentu jadi, dan kali ini pertemuan kami benar-benar tidak direncanakan seperti
sebelumnya. Setelah mendapat kabar bahwa jam terakhir tidak ada kelas, aku
mengajaknya bertemu dan dia langsung mengiyakan.
Jarak kampus ke stasiun hanya 5
menit bila ditempuh dengan kendaraan bermotor. Perlahan rintik-rintik hujan mulai
turun, namun aku menghiraukannya. Aku segera menaiki anak tangga menuju peron dan
nafasku mulai terengah seiring dengan derasnya
hujan yang turun begitu saja.
Fokusku menaiki anak tangga terganggu
oleh getaran ponsel yang sedang kugenggam, 1 missed call dan 5 pesan
terabaikan. Aku menepi ke pinggir tangga untuk melihat pesan tadi…
Karena hujan selalu meninggalkan cerita. Datangnya selalu menjadi alasan
bagi dia membatalkan setiap janji yang telah kami rencanakan, dan untuk pertama
kalinya aku benci hujan.
Sabtu, 12-11-2016
Sabtu, 12-11-2016